lagi-lagi admin posting tentang sungai yang dulunya berkeadaan sangat buruk tapi sekarang telah berubah menjadi si cantik.
Berikut beberapa sungai yang keadaannya sama, bahkan lebih parah dibandingkan sungai-sungai yang ada di Indonesia telah menjadi produktif berkat bantuan dari masyarakat dan pemerintah dalam berusaha bersama untuk membersihkan sungai-sungai tersebut.
- Sungai Cheonggyecheon, Seoul Korea Selatan
Sungai Cheonggyecheon adalah sungai dengan aliran kecil (water stream) kebanggaan masyarakat Seoul, yang mengalir sepanjang 10 km, dari barat ke timur, dan membelah kota Seoul. Cheonggyecheon di masa lalu adalah bantaran sungai yang digunakan sebagai sumber kehidupan masyarakat. Mereka mengambil air dan mencuci pakaian di sungai tersebut. Seiring dengan bertumbuhnya masyarakat dan dimulainya industrialisasi, populasi Seoul meningkat sehingga di bantaran kali tumbuh rumah-rumah kumuh. Munculnya wilayah komersial di kota Seoul menjadi masalah tersendiri dalam perencanaan urban, termasuk pengelolaan bantaran sungai.
Sejak tahun 1978, di atas sungai Cheonggyecheon itu dibangun jalan tol yang mengakibatkan kawasan sepanjang sungai semakin padat. Masyarakat membangun kehidupan di bawah jalan tol, kepadatan lalu lintas meningkat, dan asap knalpot menjadikan polusi di kota Seoul semakin parah.
Walikota Seoul, Lee Myung Bak, yang kemudian menjadi Presiden Seoul, yang berani melakukan proyek rekonstruksi bantaran sungai Cheonggyecheon. Langkah pertama yang dilakukan adalah membongkar jalan tol yang berdiri di atas sungai Cheonggyeon. Jalan tol tersebut diruntuhkan, dan kawasan sungai direvitalisasi. Tentu saja, proyek ini mendapat kritikan keras dari masyarakat Seoul yang sudah merasa nyaman dengan keberadaan jalan tol tersebut. Para pedagang kaki lima yang selama ini berjualan di sepanjang bantaran sungai, juga memprotes pembangunan tersebut. Belum lagi kritikan dari masyarakat urban yang menganggap proyek senilai 386 miliar Won itu sebagai proyek sia-sia. Tapi Lee Myung Bak jalan terus, dan proyekpun dimulai dari tahun 2003 hingga 2005. Sehingga saat ini sungai Cheonggyecheon telah menjadi sarana rekreasi yang dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai negara dan menjadiincome yang besar bagi pemerintahannya.
- Sungai Murasaki, Kitakyushu, Jepang
Kota Kitakyushu berpenduduk sekitar 970.000 jiwa (2006). Setelah Perang Dunia Kedua, kota ini berkembang menjadi pusat industri. Industri yang terutama pada masa itu adalah industri baja. Pada tahun 60 sampai 70-an industri di Jepang begitu tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi Jepang juga tinggi. Akan tetapi akibat dari pesatnya industry, limbah yang dibuang juga banyak dan mencemari lingkungan terutama sungai. Kota Kitakyushu dengan industrinya mencemari sungai Murasaki sedemikian hebat sehingga tidak satupun spesies ikan yang bisa ditemukan disungai itu pada tahun 70 an.
Air sungai berwarna kuning akibat pencemaran industri yang sangat berat. Dengan kondisi pencemaran itu masyarakat melakukan protes. Bersama-sama dengan pemerintah kota dan kalangan industri, warga kota Kitakyushu kemudian merencanakan rehabilitasi lingkungan dan sungai Murasaki.
Pada tahun 1979 kondisi Sungai Murasaki tercemar berat, air sungai berwarna hitam. Pada saat itu air limbah rumah tangga di kota Kitakyushu belum diolah sehingga mencemari sungai. Demikian juga limbah industri masih banyak yang masuk ke sungai. Tetapi dengan kerja keras, kota Kitakyushu memperbaiki kualitas lingkungan hidup secara terpadu. Perbaikan pada semua aspek dilakukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan kota menjadi asri. Secara bertahap air limbah diolah, sampai kini seluruh penduduk kota sudah dilayani dengan jaringan perpipaan air limbah dan kemudian diolah di lima instalasi pengolahan. Panjang kesluruhan jaringan perpipaan air limbah mencapai 4.000 kilometer (pipa besar dan kecil), dan air limbah yang diolah setiap harinya berjumlah kurang lebih 463.000 meter kubik.
Dengan pengolahan air limbah yang demikian kualitas air sungai semakin baik. Sungai Murasaki juga dibenahi secara fisik. Bangunan dan rumah yang semula berdiri membelakangi sungai dirubah menjadi menghadap sungai (river view). Dengan kerja keras selama lebih dari 20 tahun, sungai Murasaki kini menjadi sangat bersih, sehat dan disenangi warga kota. Tepian sungai dirancang beraneka bentuk mulai dari fasilitas air terjun buatan, tempat bermain untuk anak anak sampai menyediakan panggung di tengah sungai.
Korea dan Jepang telah menunjukan eksistensinya dimata dunia dengan melakukan kegiatan positif berupa revitalisasi sungai dan lingkungan. Saat ini mereka menunggu Indonesia sebagai satu kawasan yaitu Asia yang memiliki banyak sungai untuk menunjukan eksistensinya di mata dunia. Yakinlah kita ‘BISA’ untuk melakukannya. Masih banyak waktu untuk merubah sungai yang kita miliki menjadi sungai impian.
dikutip dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar